Theresia Deka
Putri
.Berawal dari pengecer produk makanan minuman dari warung, Theresia Deka
Putri kini sukses mengembangkan produk kopi sendiri. Bahkan, produknya,
Kopi Luwak Lanang telah tersebar hingga ke luar negeri. Omzet miliaran
rupiah pun mampu direnggut dara 25 tahun ini dalam setahun.
Pengalaman
sebagai tenaga pemasar produk makanan dan minuman, menjadi bekal
Theresia Deka Putri membangun usaha sendiri. Setelah menjadi pengecer
produk milik orang lain, dara berusia 25 tahun ini merintis bisnis kopi
sendiri.
Lewat CV Karya Semesta, Putri, panggilan akrabnya,
memproduksi tiga merek kopi, yakni Kopi Luwak Lanang, Kopi Lanang
Landep, dan Kopi Gajah Hitam. Tak terbatas di Jawa Timur, pemasaran
produk kopi itu telah meluas hingga ke beberapa negara, seperti Taiwan,
Korea, China, Jepang, Thailand, Malaysia hingga Polandia.
Putri
memang bukan orang baru di dunia bisnis. Sedari sekolah, ia telah
mengasah kemampuan bisnisnya dengan berjualan sepatu, pakaian, dan
produk fashion lain. Sesuai dengan usianya, kala itu, konsumen Putri
hanya teman-teman sekolah dan tetangga di sekitar tempat tinggalnya.
Sekitar
tahun 2002, Putri mulai merambah produk makanan dan minuman, seperti
kopi dan teh. Ia mendapat kepercayaan dari produsen untuk memegang satu
tim di wilayah Jawa Timur. “Saya ikut berkeliling dari warung ke warung
untuk menawarkan beragam produk minuman itu,” kenang perempuan yang
besar di Gresik ini.
Kegigihan dan keuletan pun membawanya terus
maju. Putri benar-benar menguasai jaringan warung-warung kopi yang
berada di kota dan kabupaten lain di Jawa Timur. “Dari kegiatan itu,
saya semakin mengerti dengan soal aktifitas pasar dan peluang-peluang di
dalamnya. Banyaknya kompetitor di bisnis minuman, menandakan semakin
besar peluang pasarnya,” terang Putri.
Tak hanya tinggal diam
memasarkan produk orang lain, Putri mulai berpikir untuk membuat produk
sendiri. Relasi yang kuat dengan para pemilik warung kopi menjadi modal
pertamanya untuk terjun ke bisnis kopi. “Dari pemilik warung, saya
memahami selera kopi yang digemari konsumen. Itu pelajaran yang sangat
berharga,” jelasnya.
Bermodal keuntungan yang dikumpulkan, ia
membuat usaha pengolahan kopi yang sederhana pada 2008. Ia hanya
menyangrai biji-biji kopi itu dalam penggorengan terakota. Penggilingan
biji kopi dilakukan di tempat-tempat yang memang menawarkan jasa
tersebut.
Luwak lanang
Lantaran sudah
memiliki jaringan pemasaran yang kuat, Putri percaya diri untuk
membangun bisnis ini. Untuk mendapatkan kebutuhan biji kopi, ia menjalin
kemitraan dengan beberapa petani kopi yang ada di Bondowoso dan Malang.
Ia sendiri juga memiliki kebun kopi seluas empat hektare.
Meski
sudah punya produk sendiri, Putri tetap menjajakan produk minuman dari
produsen lainnya. Selain untuk menambah keuntungan, ia mengantisipasi
apabila ada pelanggan yang menginginkan produk lainnya. “Langkah ini
juga saya lakukan untuk memperkuat modal usaha,” tuturnya.
Selanjutnya,
ia pun menciptakan segmentasi produk. Kopi Gajah Hitam adalah produk
yang menyasar kalangan menengah bawah atau masuk ke warung-warung. Dua
merek lain, Kopi Luwak Lanang dan Kopi Lanang Landep merupakan produk
untuk pasar menengah atas. “Kopi Luwak Lanang selalu habis dipesan oleh
pelanggan di luar negeri,” ujar Putri.
Sesuai dengan namanya,
Putri memang hanya menggunakan luwak jantan untuk fermentasi biji kopi
supaya menghasilkan aroma dan rasa yang khas berbeda. “Enzim luwak
jantan itu jauh lebih kuat dari luwak betina,” cetusnya.
Demikian
pula untuk kopi merek Lanang Landep. Ia hanya menggunakan biji-biji
kopi tunggal (pearberry), atau yang sering disebut sebagai biji kopi
lanang. Biji kopi tunggal tersebut diperoleh melalui proses penyortiran.
Di
luar ketiga produk tersebut, Putri juga memenuhi pesanan kopi sesuai
dengan keinginan pelanggannya. Maklum, pemasaran Putri makin meluas
karena aktif mengikuti pameran. Tak hanya menjajakan di warung-warung
kopi, Karya Semesta juga mengisi kebutuhan kopi instansi pemerintah,
kafe dan ritel modern yang tersebar di Jawa Timur, Jakarta dan kota-kota
besar lainnya.
Kini, saban bulan, Putri bisa mengolah
berton-ton biji kopi. Untuk Kopi Luwak Lanang saja, Putri bisa
menghasilkan hingga 1,6 ton kopi setiap tahun. “Di luar itu, bisa
puluhan ton,” ujarnya. Omzetnya terus menanjak di angka miliaran rupiah.
Tak heran, berbagai penghargaan pun berhasil diraih pengusaha
muda ini. Di antaranya adalah penghargaan dari Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah (UKM). Namun itu tak membuat ia puas. Putri terus
mengembangkan produknya. Kini, ia juga memproduksi teh, berlabel Gambung
Tea.
Perempuan yang menempuh pendidikan manajemen ini masih
menyimpan cita-cita untuk membuat kemasan saset produknya. “Mesinnya
sudah ada, kami masih menyiapkan modal untuk yang lain,” tutur Putri.
Tuesday, July 23, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment